Jumat, 14 November 2008

Imunisasi / Vaksinasi

Memberikan suntikan imunisasi pada bayi anda tepat pada waktunya adalah faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi anda. Yakinlah bahwa dengan membawa bayi anda untuk melakukan imunisasi adalah salah satu yang terpenting dari bagian tanggung jawab anda sebagai orang tua. Imunisasi (atau “vaksinasi”) diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak. Imunisasi biasanya diberikan selama waktu pemeriksaan rutin ke dokter atau klinik.  
Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan menjaga kesehatan anak anda. Kebanyakan dari imunisasi ini adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak. Walaupun pengalaman sewaktu mendapatkan vaksinasi tidak menyenangkan untuk bayi anda (karena biasanya akan mendapatkan suntikan), tapi rasa sakit yang sementara akibat suntikan ini adalah untuk kesehatan anak dalam jangka waktu panjang.
Yang harus diperhatikan, tanyakan dahulu dengan dokter anda sebelum imunisasi jika bayi anda sedang sakit yang disertai panas; menderita kejang-kejang sebelumnya ; atau menderita penyakit system saraf.  
© Dr.Suririnah-www.infoibu.com

Sabtu, 01 November 2008

What's your problem ?

1. Kenali dulu masalah anda dengan benar
2. Cari solusi penyelesaian
3. Lakukan segera jangan tunda dengan hanya berpikir apakah solusi ini benar atau salah lakukan apa yang hati nurani anda katakan
4. Semoga berhasil dan jangan pernah takut mencoba
5. Jangan menyerah pada kehidupan. Keep in fight !
Oke ..... !!!

Senin, 27 Oktober 2008

Pentingnya Posyandu Balita

Apa itu posyandu ?
Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan yang diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan dari petugas kesehatan.

Kenapa harus ke Posyandu ?
1. Imunisasi
2. Mengetahui perkembanga balita
3. meningkatkan pelayanan kesehatan
4. memeriksakan kehamilan
5. KB

Selasa, 21 Oktober 2008

PENGUMUMAN PENTING/SEGERA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini kami beritahukan agar saudara segera mendaftar untuk mengikuti Uji Kompetensi sebab Ujian ini adalah salah satu syarat untuk Pengurusan Surat Ijin Perawat (SIP).
Syarat mengikuti Uji Kompetensi adalah sbb :
1. Mendaftar dan Mengisi Formulir Pendaftaran di Bag. Tata Usaha
2. Fotokopi Surat Keterangan Lulus (SKL) yang telah dilegalisir sebanyak 2 lembar
3. Pas Foto hitam putih 4 x 6 : 3 lembar (disediakan institusi)
4. Menyerahkan biaya pendaftaran Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)
5. Pendaftaran terakhir pada tanggal 19 Oktober 2008
(tanggal 20 Oktober 2008 pendaftaran terakhir di Propinsi)
6. Ujian dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2008.

Demikian pengumuman kami, Harap diperhatikan !!!!!!


Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jombang, 16 Oktober 2008
Ka. Tata Usaha


Ita Fitria, ST

Minggu, 12 Oktober 2008

Kunci Kemenangan Menghadapi Persaingan Millenium ke-3

How to win the competition

(Bagaimana memenangkan persaingan)

Kondisi nyata :

• semakin banyaknya lulusan terdidik
• menyempitnya peluang kerja bagi lulusan
• pendidikan yang menghasilkan pola pikir pekarja (harus jadi pegawai) bukan pengusaha
• mental lulusan yang tidak smart
• persaingan global dalam setiap profesi

Menangkan persaingan dengan :
Update information / update theoritical science.

   kuasai teknologi informasi, ndak perlu pinter TI tapi yang penting mau belajar dan membaca

• The smart beautiful mind.

   Ilmu hanya memberi petunjuk tentang kondisi yang ada, berpikir kreatif dan inovatif cara memecahkan masalah

lihat di jombang : banyak penjual es degan, yang paling laris adalah penjual es degan dengan rasa durian montong dan leci

• Having the bolt to step within calculated risk.

Penjual es degan tadi berani bertindak dengan perhitungan untung rugi. anda bertindak adalah keputusan anda diam juga keputusan.



How to have the safety, the security 
and the prosperity of the professionalism


a. Postulation change
b. Paradigm change
c. Enlightment of the content
a. Adding a new area of the discipline and throw away the part of the discipline that can not be used to overcome the future threat

to be continuedddddddddddddddddddddddd
Minggu depan ya…………………Nasrudin (broden_uns@yahoo.com)



Jumat, 19 September 2008

Renungan Kita

Ada tiga golongan yang tidak masuk surga, yaitu: Pecandu arak, pemutus silaturahmi dan orang-orang yang percaya sihir. (HR. Ahmad) 

Sabtu, 13 September 2008

Renungan Kita

Setiap nabi mempunyai do'a yang segera didoakannya untuk menolong umatnya, lalu do'anya itu diperkenankan Allah. Tetapi aku, Insya Allah akan mengundurkan do'aku itu untuk membela umatku kelak di hari kiamat. (HR. Muslim)

Sabtu, 06 September 2008

KAta MEreka Yang BIjak

Pertanda pagi adalah terang tanah yang membuat kita tidak sekadar bisa membedakan pohon ara dari pohon persik tetapi ketika kita mampu melihat wajah sesama seperti bagian diri kita. Sebelum kita mampu melakukannya, tak peduli jam berapa pun, hari masih malam!--Asta Qauliyah

Sabtu, 23 Agustus 2008

Kata Orang Bijak

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.--Pramodya Ananta Toer

Jumat, 15 Agustus 2008

Renungan Kita :

Ada tiga perkara, yang apabila ketiganya ada pada diri seseorang, maka ia akan mendapatkan rasa manisnya iman. Yaitu: apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang selain keduanya, apabila ia mencintai seseorang, namun ia tidak menyintainya kecuali karena Allah. Dan apabila ia membenci untuk kembali ke dalam kekafiran sesudah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu, seperti halnya ia membenci jika ia dilemparkan ke dalam api. (HR. Bukhari & Muslim)

Jumat, 08 Agustus 2008

Manfaat ASI

Apa saja sih manfaat ASI itu ?
Bagi bayi kolostrum.sus jolong/susu pertama mengandung anti bodi yang kuat untuk mencegah infeksi. ASI mengandung campuran yang tepat untuk bayi sehingga tidak memberatkan fungsi saluran cerna. Pemberian ASI disarankan minimal 1 tahun, karena selain hal tersebut, ASI juga dapat membantu pertumbuhan gigi, langit-langit dan rahang secara sempurna.

Rabu, 30 Juli 2008

Pengumuman

Dalam rangka memperingati isro’ mi’roj dan do’a bersama bagi mahasiswa-mahasiswi D-III Keperawatan, maka diberitahukan kepada seluruh mahasiswa – mahasiswi Prodi D-III Keperawatan untuk menghadiri ISTIGHOSAH yang InsyaAllah akan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 02 Agustus 2008
Pukul : 12.30 WIB
Demikian pemberitahuan dari kami, atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.

Nb: diharapkan membawa mukena bagi mahasiswi

ttd
Himaprodi D-III Keperawatan

Jumat, 25 Juli 2008

Info Seputar ASI

ASI Eksklusif adalah Tindakan hanya memberikan ASI saja pada bayi tanpa tambahan minuman lain seperti susu formula, jeruk, madu air teh, air putih dan tambahan makanan lain seperti pisang, pepaya, nasi tim, bubur susu, biskuit, dan lain-lain sampai usia 6 bulan.

Jumat, 27 Juni 2008

Kenali temperamen bayi anda (2)

Sedangkan temperamen bayi yang lain dapat digolongkan sebagai berikut :
SI ”TERGANTUNG”

Si kecil sangat tergantung pada kehadiran orang lain. Ia protes jika Anda letakkan ia sendiri di dalam boksnya. Semua aktivitasnya dilakukan dengan mudah jika ada orang lain di dekatnya. Misalnya makan atau tidur, sepanjang Anda menemani, tidak akan ada masalah. Namun begitu tidak melihat Anda, ia protes sejadi-jadinya. Cobalah membuat bayi temperamen ini mandiri dan mampu berpisah dari Anda. Awalnya ia pasti protes, namun dengan mudah menyesuaikan diri dengan orang yang menggantikan posisi Anda dalam merawatnya.


SI RIANG GEMBIRA

Si riang gembira mudah dibedakan dari bayi lain karena ekspresinya yang selalu tersenyum dan tertawa. Jika melihat orang lain bayi-bayi ini biasanya menggerakkan tangan dan kakinya, seolah-olah hendak menyapa. Bayi-bayi ini umumnya berkembang menjadi anak yang mudah bergaul dan disenangi teman-temannya. Untuk mengimbangi, cobalah memperkenalkan kegiatan yang lebih tenang. Misalnya membiarkannya mendengarkan musik sendiri sehingga ia pun terbiasa sendiri.


SI ”AKU TAHU YANG KUMAU”

Bayi-bayi ini biasanya tahu benar apa yang diinginkan bahkan sejak ia dilahirkan. Jika ia sedang tidak ingin tidur, Andapun kesulitan menidurkannya. Begitu pula dengan aktifitas lain yang tidak diinginkannya. Jika dipaksa, si kecil memprotes tindakan Anda hingga berjam-jam tanpa lelah. Untungnya anak-anak ini biasanya berubah menjadi anak yang lebih mudah ketika ia sudah bisa diajak berkomunikasi dan bernegosiasi. Katika masih bayi yang dapat Anda lakukan adalah mengenali kebutuhan dan memberikan rutinitas yang sama setiap hari. Kegiatan yang terprediksi dari waktu ke waktu sangat dibutuhkan untuk mengimbangi kebutuhannya ini.

Jadi pandai-pandailah kita sebagai orang tua mengenali anak-anak kita.
Semoga berhasil !!

Sabtu, 21 Juni 2008

Info Ibu

Kenali temperamen bayi anda

Ada yang pendiam, ada yang aktif, ada pula yang tahu apa yang dimaui. Bayi Anda masuk tipe yang mana?

SI PENDIAM

Bayi masuk kategori pendiam jika ia tidak terlalu banyak tingkah dan sangat kalem. Ia juga tidak sulit disuapi dan dimandikan. Jika menangis, bayi-bayi pendiam dengan mudah ditenangkan. Punya bayi bertemperamen ini menyenangkan namun umumnya bayi-bayi pendiam ini biasanya lebih lambat mencapai tahap-tahap per-kembangannya dibanding bayi-bayi temperamen lain. Sabarlah meng-hadapinya. Cobalah sering-sering mem-berikan stimulasi berupa nyanyian-nyanyian, cerita-cerita atau mainan yang merangsang gerak motoriknya.

SI AKTIF

Bayi-bayi kategori ini setiap hari sangat aktif sejak bangaun hingga menjelang tidur. Mereka hanya perlu tidur sedikit untuk memperbaiki tingkat energinya, lalu kembali dengan segala aktifitasnya. Ia akan memainkan semua hal yang menarik perhatiannya dan menjadi rewel bila merasa bosan. Bayi-bayi jenis ini biasanya punya kematangan fisik diatas rata-rata bayi seusianya. Karena sulit dilarang melakukan suatu kegiatan, cobalah membuat lingkungan yang aman untuk dijelajahi si aktif ini.

Apakah bayi anda salah satu tipe diatas ? Bila belum termasuk ikuti artikel berikutnya
(bersambung)

Minggu, 15 Juni 2008

Info Sehat

Pentingnya Cek Kesehatan Pra Nikah

Kadang kita merasa kalo persiapan menikah hanya melulu masalah baju pengantin, gedung, pesta pernikahan dan lain-lain. Tapi terkadang kita lupa ada hal yang lebih penting dari itu bahwa setiap pasangan yang akan menikah tentunya juga harus mempersiapkan kondisi kesehatannya, hal ini juga sangat mempengaruhi kondisi keharmonisan rumah tangganya kelak. Tetapi anda tidak perlu cemas, karena masalah ini dapat dideteksi secara dini apabila kita mau melakukan cek kesehatan pra nikah.
Apa saja yang perlu diperiksa ?
1. Keadaan kesehatan anda berdua secara umum.
2. Kemungkinan adanya penyakit turunan (degeneratif) seperti : penyakit gula (diabetes mellitus), ketidakcocokan darah (rhesus) yang dapat mempengaruhi bayi yang anda lahirkan.
3. Penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya penyakit akibat hubungan seksual.

Selasa, 03 Juni 2008

Data Perijinan Prodi D-III Keperawatan FIK UNIPDU Jombang

Prodi D-III Keperawatan FIK UNIPDU Jombang merupakan Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
yang sejak pendiriannya pada tahun 1991 berada di bawah naungan Departemen Kesehatan RI
kemudian pada tahun 2006 mengalami alih pimbinaan di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional.
Waktu studi yang diperlukan untuk memperoleh Ijasah adalah 3 tahun, setelah yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan dasar sampai dengan menengah atas selama 12 tahun.
Metoda pengajaran adalah fall attendance dan ijasah yang diperoleh setara dengan jenjang pendidikan akademi.
Data Ijin Pendirian dan perpanjangan ijin Prodi D-III Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang adalah sbb :
1. Kep. Menkes RI No : HK. 00.06.2647 Tgl. 3 Sept 1991
Ijin Pendirian Akper Darul Ulum Jombang berlaku 2 tahun mulai : 3 Sept 1991
2. Kep. Menkes RI No : DL.02.02.1.1.745 Tgl. 5 Peb 1994
Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan berlaku 2 tahun mulai : 5 Peb 1994
3. Kep. Menkes RI No. HK. 00.06.1.1.361 A Tgl. 22 Jun 1996
Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan 2 tahun mulai : 5 Peb 1996
4. Kep. Menkes RI No. HK. 00.06.1.3.2954 Tgl. 22 Jun 1998
Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan berlaku berlaku 4 tahun mulai : 5 Peb 1998
5. Kep. Menkes RI No : HK.00.06.1.1.01136 Tgl. 3 Apr 2002
Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan berlaku 5 tahun mulai : 6 Peb 2002
6. Kep. Mendiknas RI No : 152/D/O/2006 Tgl. 1 Agustus 2006
Pemberian Ijin Pengalihan Program D-III Keperawatan pada UNIPDU di Jombang dari Depkes ke Depdiknas
berlaku 2 tahun mulai :1 Agust 2006 s.d. 1 Agust 2008

Sedangkan Data Akreditasi Prodi D-III Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang adalah sbb :
1. SK Kapusdiknakes Depkes RI No. HK. 00.06.4.3.3732 Tgl. 20 Nov 1997
Penetapan Strata Akreditasi Akper Darul Ulum Jombang
Strata B nilai 78,49 berlaku 5 tahun mulai: 20 Nov 1997
2. SK Kapusdiknakes Depkes RI No. HK.00.06.4.3.2709 Tgl. 26 Agus 1999
Penetapan Strata Akreditasi Akper Darul Ulum Jombang
Strata A nilai 87,05 berlaku 5 tahun mulai: 26 Agust 1999
3. SK Kapusdiknakes Depkes RI No. HK.00.06.2.2.01654 Tgl 3 Agus 2004
Penetapan Strata Akreditasi Akper Darul Ulum Jombang
Strata A nilai 88,87 berlaku 5 tahun mulai: 3 Agust 2004 - s.d. 3 Agust 2009

Saat ini Prodi D-III Keperawatan FIK UNIPDU Jombang juga sedang mempersiapakan diri dalam rangka memperoleh Akreditasi dari BAN PT.

Sabtu, 17 Mei 2008

Pneumonia

Pengertian Pnemonia
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.
Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia.
Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia:
Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia)
Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia )
Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara lain: batuk-pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam program ini.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru
Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa.

Mengobati Pneumonia
Anda mengalami tanda-tanda penumonia ?, Jangan khawatir, kesempatan sembuh masih amat besar dengan syarat-syarat berikut ini; usia masih muda, dideteksi sejak dini, sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik, infeksi belum menyebar, dan tidak ada infeksi lain.
Pengobatan awal biasanya adalah antibiotik, yang cukup manjur mengatasi penumonia oleh bakteri, mikoplasma dan beberapa kasus rickettsia.
Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati dirumah. Biasanya dokter yang menangani peneumonia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-masing, setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan lanjutan untuk mencegah kekambuhan. Soalnya, seranganberikutnya bisa lebih berat dibanding yang pertama. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah.
Pada pasien yang berusia pertengahan, diperlukan istirahat lebih panjang untuk mengembvalikan kondisi tubuh. Namun, mereka yang sudah sembuh dari dari pneumonia mikoplasma akan letih lesu dalam waktu yang panjang. Secara rutin, pasien yang sudah sembuh dari pneumonia jangan dilarang kembali melakukan aktifitasnya. Namun mereka perlu diingatkan untuk tidak langsung melakukan yang berat-berat. Soalnya, istirahat cukup merupakan kunci untuk kembali sehat.
Untuk menangani pernapasan akut parah ( Severe Acute Respiratory Syndrom/SARS) yang masih misterius, organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan para petugas kesehatan untuk menerapkan Universal Precautions. Artinya, mereka harus mengenakan sarung tangan, masker, sepatu boot dan jas yang melindungi seluruh tubuh dari kontak langsung dengan penderita. Buat penderitanya juga dianjurkan untuk mengenakan masker dan pelindung lain sampai SARS-nya ditanggulangi. Pasien yang dicurigai atau kemungkinan besar terkena SARS harus diisolasi. Ruang perawatannya harus bertekanan rendah dengan pintu tertutup rapat, tidak sharing dengan pasien lain ( termasuk dengan pasien sindrom serupa ) dan punya fasilitas kamar mandi dan kloset sendiri.
Semua peralatan yang digunakan sebaiknya sekali pakai dan ruangan dibersihkan dengan menggunakan desinfektans yang mengandung antibakteri, antivirus dan antijamur. Pasien sebaiknya dijaga tidak banyak bergerak. Pasien maupun para petugas kesehatan yang menangani dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari penyebaran. Karena antibiotika berspekturm luas tidak menunjukkan efektifitas menangani SARS, WHO lebih menganjurkan untuk memanfaatkan suntikan intravena ribavirin dan steroid untuk menstabilkan kondisi pasien yang sudah kritis.

Kenali Pneumonia biar tak Terlambat
PNEUMONIA sebenarnya bukan peyakit baru. American Lung Association misalnya, menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab kematian nomor satu di Amerika. Penggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa dikontrol beberapa tahun kemudian. Namun tahun 2000, kombinasi pneumonia dan influenza kembali merajalela dan menjadi penyebab kematian ketujuh di negara itu.
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru ? paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Gara ? gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita pneumonia bisa meninggal. Sebenarnya pneumonia bukanlah penyakit tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel.

Pneumonia Oleh Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah yang paling berisiko. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.
Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Pasien yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah, dan denyut jantungnya meningkat cepat. Bibir dan kuku mungkin membiru karena tubuh kekurangan oksigen. Pada kasus yang eksterm, pasien akan mengigil, gigi bergemelutuk, sakit dada, dan kalau batuk mengeluarkan lendir berwarna hijau. Sebelum terlambat, penyakit ini masih bisa diobati. Bahkan untuk pencegahan vaksinnya pun sudah tersedia.

Pneumonia Oleh Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Saat ini makin banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meski virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas-terutama pada anak-anak- gangguan ini bisa memicu pneumonia. Untunglah, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat.
Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian, Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan.
Gejala Pneumonia oleh virus sama saja dengan influensa, yaitu demam, batuk kering sakit kepala, ngilu diseluruh tubuh. Dan letih lesu, selama 12 ? 136 jam, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi biru.

Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal ( Atypical Penumonia ).
Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi dalam perang dnia II. Mikoplasma adalah agen terkecil dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya.
Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati.
Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang dalam waktu lama.

Pneumonia Jenis Lain
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia ( PCP ) yang diduga disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS.
PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan.
Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya makanan, cairan , gas, debu maupun jamur.
Rickettsia- juga masuk golongan antara virus dan bakteri-menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit-penyakit ini juga mengganggu fungsi Paru, namun pneumonia tuberkulosis alis TBC adalah infeksi paru paling berbahaya kecuali dioabati sejak dini.
From : www.infeksi.com

Minggu, 04 Mei 2008

Stress dan Adaptasi

KONSEP STRESS DAN ADAPTASI
A. STRESS DAN STRESSOR
1. PENGERTIAN STRESS DAN STRESSOR
STRESS adalah segala situasi dimana tuntutan non specific mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan (Selye, 1976).
Lazarus dan Folkman (1994) mendefinsikan stress psikologis sebagai hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungannya yang dihargai oleh orang lain tersebut sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan kemapanannya.
Stres dianggap sebagai faktor predisposisi atau pencetus yang meningkatkan kepekaaan individu terhadap penyakit (Rahe, 1975).
STRESSOR adalah stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor menunjukkan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan , perkembangan dan kebutuhan cultural.

2. MACAM-MACAM STRESSOR
Stressor internal : berasal dari dalam diri seseorang (mis : demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah).
Stressor eksternal : berasal dari luar diri seseorang (mis : perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial, tekanan dari pasangan).

B. HOMEOSTASIS
1. PENGERTIAN HOMEOSTASIS
Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan di dalam lingkungan internal tubuh, dipertahankan secara alami oleh mekanisme adaptasi fisiologis.
Adaptasi fisiologis terhadap stress adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan keadaan relatif seimbang. Kemampuan adaptif ini adalah bentuk dinamik dari ekuiliblrium lingkungan internal tubuh. Lingkungan internal secara konstan berubah, dan mekanisme adaptif tubuh secara kontinyu berfungsi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan ini dan untuk mempertahankan ekuilibrium atau homeostasis.
Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekwensi jantung, frekwensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk mempertahankan adaptasi.
Dubos (1965) mengemukakan pandangan lebih lanjut ke sifat dinamis respons-respons tersebut. Dia mengatakan bahwa ada dua konsep yang saling mengisi : homestasis dan adaptasi. Homeostasis menekankan pada perlunya penyesuaian yang harus segera dilakukan tubuh untuk menjaga komposisi internal selalu dalam batas yang bisa diterima, sedangkan adaptasi lebih menekankan pada penyesuaian yang berkembang sesuai berjalannya waktu. Dubos juga menekankan bahwa ada batasan respon terhadap stimuli yang dapat diterima dan bahwa respon tersebut bisa berbeda pada setiap individu. Baik homestasis maupun adaptasi dangat diperlukan untuk dapat bertahan dalam dunia yang selalu berubah.

2. MEKANISME HOMEOSTASIS
Ketika seseorang menyadari tentang kebutuhan fisiologis tidak terpenuhi seperti makanan atau kehangatan, tindakan yang akan dilakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan tersebut . Untuk sebagian besar bagaimanapun juga , adaptasi mencakup penyesuaian yang dibuat tubuh secara otomatis untuk mempertahankan ekuilibrium. Mekanisme homeostasis ini adalah pengaturan – mandiri, dengan kata lain, mekanisme ini adalah otomatis. Namun demikian, pada individu yang sakit atau mengalami cedera, mekanisme ini mungkin tidak mampu untuk mempertahankan atau menopang homeostasis.
Mekanisme fisiologis adaptasi berfungsi melalui umpan balik negatif, yaitu duatu proses dimana mekanisme kontrol merasakan suatu keadaan abnormal, seperti penurunan suhu tubuh, dan membuat suatu respon adaptif, seperti mulai menggigil untuk membangkitkan panas tubuh. Ketiga dari mekanisme utama yang digunakan dalam mengadaptasi stressor dikomtrol oleh medulla oblongata, formasi reticular dan kelenjar hipofisis.
Medula Oblongata
Medula oblongata mengontrol fungsi vital yang diperlukan untuk bertahan hidup. Fungsi ini termasuk frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan. Impuls yang menjalar ke dan dari medulla oblongata dapat meningkatkan atau menurunkan fungsi vital ini. Misalnya pengaturan denyut jantung adalah sebagai hasil dari ilmpuls sistem saraf simpatis dan parasimpatis yang menjalar dari medulla oblongata ke jantung. Frekwensi jantung meningkat dalam berespon terhadap denyut dari serabut saraf simpatis dan menurun akibat impuls dari serabut parasimpatis.

Formasi reticular
Formasi reticular adalah kelompok kecil neuron dalam batang otak dan medulla spinalis. Kelompok ini juga mengontrol fungsi vital dan secara kontinu memantau status fisiologis tubuh melalui sambungan dengan traktus sensoris dan motoris. Misalnya , sel-sel tertentu dalam formasi reticular dapat menyebabkan orang yang sedang tidur terbangun atau meningkatkan tingkat kesadarannya ketika timbul kebutuhan.

Kelenjar hipofisis
Kelenjar hipofisis adalah kelenjar kecil yang melekat pada hypothalamus, menyuplai hormon yang mengontrol fungsi vital tubuh. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon yang diperlukan untuk beradaptasi terhadap stress. Selain itu, kelenjar hipofisis mengatur sekresi dari hormon-hormon tiroid, gonad, dan paratiroid. Sekresi hormon, seperti mekanisme homeostasis lainnya, normalnya diatur oleh mekanisme umpan balik yang secara kontinu memantau kadar hormon dalam darah. Ketika kadar hormon menurun, kelenjar hipofisis menerima pesan untuk meningkatkan sekresi hormon. Ketika kadar hormon meningkat, kelenjar hipofisis menurunkan produksi hormon.

C. MODEL-MODEL STRESS
1. PSIKOSOMATIK STRESS
Dalam menghadapi waktu konflik, seringkali terjadi gangguan pada fungsi badaniah. Gejala-gejala yang sebagian besar mengganggu fungsi faal yang berlebihan sebagai akibat dari manifestasi, gangguan jika ini dinamakan gangguan psikosomatik. Psikosomatik umumnya dapat membantu banyak dalam usaha mengerti hubungan antara kepribadian seseorang dengan penyakit atau gangguannya.
Suatu konflik menimbulkan ketegangan pada manusia dan bila hal ini tidak terselesaikan dan disalurkan dengan baik maka timbullah reaksi-reaksi yang abnormal pada jiwa. Jika ketegangan tersebut mengganggu fungsi susunan saraf negatif, maka hal tersebut yang dinamakan gangguan psikosomatik.
Adapun sebab-sebab timbulnya psikomotorik :
Penyakit organic yang pernah diderita dapat menimbulkan predisposisi untuk tuimbulnya gangguan psikomotorik pada bagian tubuh yang pernah sakit.
Merasakan penyakit orang lain yang secara tidak sadar diidentifikasikan .
Tradisi dan adapt istiadat dalam keluarga atau lingkungan dapat mengarahkan emosi kepada fungsi tertentu.
Suatu emosi yang menjelma menjadi suatu gangguan badaniah tertentu.
Konflik dan gangguan jiwa yang menjelma menjadi suatu gangguan badaniah biasanya hanya pada suatu alat tumbuh saja. Untuk klasifikasi, maka jenis gangguan dibagi menurut organ yang paling terkena, sebagai berikut :
Kulit
Pada dasarnya gangguan stress atau emosi dapat menimbulkan gangguan pada kulit. Hal ini telah lama diketahui. Beberapa penyeliodikan juga telah dilakukan utnuk mengetahui sejauh mana reaksi kulit terhadap kesukaran penyesuaian diri terhadap stress.
Otot dan tulang
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemukan seseorang yang mengalami nyeri otot selain disebabkan faktor hawa dan pekerjaan juga disebabkan oleh faktor emosi. Karena tekanan psikologik maka tonus otot akan meninggi dan penderita mengeluh nyeri kepala dan nyeri punggung. Ketegangan otot ini dapat menyebabkan ketegangan sekitar sendi dan menimbulkan nyeri sendi.
Saluran pernapasan
Gangguan psikosomatik yang timbul dari saluran pernapasan seperti asma bronkiale dengan bermacam-macam keluhannya, kecemasan dapat menimbulkan serangan asma.
Jantung dan pembuluh darah.
Pada saat mengalami stress biasanya seseorang merasakan bahwa jantungnya berdebat-debar . Stress yang menimbulkan kecemasan mempercepat denyut jantung, meninggikan daya pompa jantung dan tekanan darah. Gangguan yang mungkin saja timbul seperti hipertensiosensial, sakit kepala vaskuler dan migraine.
2. ADAPTASI MODEL
Setiap orang secara terus menerus akan menghadapi perubahan fisik, psikis, dan sosial baik dari dalam maupun dari lingkungan luar. Jika hal tersebut tidak dapat dihadapi dengan seimbang maka tingkat stress akan meningkat.
Model adaptasi menunjukkan bahwa empat faktor menentukan apakah suatu situasi adalah menegangkan (Mechanic, 1962). Empat faktor yang mempengaruhi Kemampuan untuk menghadapi stress itu adalah :
Biasanya tergantung pada pengalaman seseorang dengan stressor serupa, sistem dukungan, dan persepsi keseluruhan trehadap stressor.
 Berkenaan dengan prktik dan norma kelompok sebaya individu.
Dampak dari lingkungan sosial dalam membantu seorang individu untuk beradaptasi terhadap stressor.
Sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi stressor.

a. ADAPTASI FISIOLOGIS/BIOLOGIS
Pada dasarnya disetiap tubuh manusia telah terdapat mekanisme pertahanan yang bersifat alami dan bekerja secara teratur sehingga memungkinkan tubuh untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang berasal dari faktor internal. Mekanisme ini bekerja dengan sendirinya dan akan berubah menjadi suatu aksi tanpa didasari dan biasanya berfungsi dalam kondisi yang tidak normal.
b. ADAPTASI PSIKOLOGIS
Seseorang yang menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak mengenakkan secara psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram yang semuanya itu berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka. dan konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau ekspresi-ekspresi lain yang dapat membuat orang tersebut merasa sedikit nyaman atau terlepas dari stress yang dihadapinya.
ADAPTASI SOSIAL BUDAYA
Setiap lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya masing-,masing. Antara lingkungan satu dan yang lainnya tentu memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan tersebut yang akhirnya menuntut setiap orang beradaptasi jika hal itu dapat dilakukan dengan baik maka akan tercipta keseimbangan. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika orang tersebut akan mengalami stress.
ADAPTASI SPIRITUAL
Setiap agama dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus dijalankan oleh penganutnya. Ajaran-ajaran ini tentunya juga harus turut andil dalammengatur perilaku manusia ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi ajaran-ajaran tersebut pasti terjadi perubahan dalam perilaku manusia.

3. LINGKUNGAN SOSIAL MODEL
Keadaan lingkungan dan masyarakat sangat mempengaruhi seseorang dalam beradaptasi. Keadaan lingkungan yang stabil dan seimbang akan memudahkan seseorang dalam beradaptasi. Sedangkan keadaan masyarakat dengan hubungan sosial yang baik juga akan memudahkan individu dalam melakukan adaptasi agar terhindar dari stress.

4. PROSES MODEL
Pada dasarnya proses model adalah berlangsungnya kejadian dan masalah yang terjadi pada seseorang sehingga mempengaruhi orang tersebut yang pada akhirnya mengalami stress dan proses menghadapi stress itu sendiri.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TERHADAP STRESSOR
1. INTENSITAS
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada dasarnya tubuh atau jiwa manusia mempunyai ketahanan atau kekuatan yang berasal dari dalam. Tingkat kekuatan ini dinilai sebagai kunci kepribadian dalam menghadapi stress. Kepribadian ini memungkinkan seseorang untuk menjadikan stressor sebagai suatu yang positif sehinggan memberikanm respon yang positif pula terhadap stressor tertentu. Suatu stressor yang bersifat negatif dan menjadikan stress bagi seseorang dapat merupakan sumber kekuatan bagi orang lain.
Selain itu stressor juga dapat memberikan mekanisme untuk memperingatkan seseorang agar dapat menmgumpulkan seluruh kekuatan yang dimilikinya dalam rangka melawean stress itu sendiri. Tak selamanya stress merupakan hal yang negatif. Pada tingkatan tertentu stress dapat menjadi motivator bagi seseorang. Hal ini berhubungan dengan keinginan untuk mencap[ai suatu tujuan dan stress disini berguna untuk mencegah timbulnya rasa bosan.
Stress juga berguna pada keadaan yang penting dimana seseorang memerlukan kekuatan emosional dan mobilisasi fisik sebagai kekuatan pertahanan individu.
2. SIFAT
Sifat dari stressor juga memperngaruhi respon. Ada beberapa stressor yang bersifat positif dan yang lainnya bersifat negatif. Stressor yang bersifat positif akan menimbulkan respon yang positif, sedangkan stressor yang bersifat negatif akan menyebabkan respon yang negatif pula baik secara fisikmaupun psikis. Secara negatif stress dapat menghasilkan perubahan yang pada akhirnya akan menimbulkan kesakitan.

3. DURASI
Lamanya atau jangka waktu berlangsungnya pemaparan stressor atau kejasian dari stressor sampai menjadikan seseorang mengalami stress. Frekwensi perubahan-perubahan dari suatu kejadian yang pada akhirnya mempengaruhi seseorang hingga merasakan stress.

4. JUMLAH
Mengandung pengertian stressor yang harus dihadapi dalam satu waktu. Banyaknya perubahan-perubahan dan kejadian yang dialami seseorang dalam suatu periode waktu tertentu lebih sering menyebabkan perkembangannya stress yang pada akhirnya dapat menyebabkan kesakitan.

5. PENGALAMAN
Bagaimana seseorang memberikan respon terhadap stressor juga dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman ini bisa di dapat dari diri sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ditemui dalam kehidupan akan memberikan pelajaran dan kekuatan untuk menghadapi stressor dan menghadapi stress.

6. TINGKAT PERKEMBANGAN
Di dalam setiap perkembangan akan terjadi perubahan-perubahan pada setiap individu. Tingkat perkembangan ini juga berpengaruh terhadap bagaimana seseorang maupun stressor. Karena perkembangan cukup menentukan kematangan seseorang dalam menghadapi kematangan.

E. KONSEP ADAPTASI
1. PENGERTIAN ADAPTASI
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga atau komunitas terhadap stress.
Ada banyak bentuk adaptasi. Adaptasi fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun demikian mungkin terjadi proses yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi lainnya.
Suatu proses adaptif terjadi ketika stimulus dari lingkungan internal dan eksternal menyebabkan penyimpangan keseimbangan organisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan situasi (Selye, 1976, ; Monsen, Floyd dan Brookman, 1992). Stresor yang menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek, seperti demam atau berjangka panjang seperti paralysis dari anggota gerak tubuh. Agar dapat berfungsi optimal, seseorang harus mampu berespons terhadap stressor dan beradaptasi terhadap tuntutan atau perubahan yang dibutuhkan. Adaptasi membutuhkan respons aktif dari seluruh individu.

2. DIMENSI ADAPTASI
Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Sumber adaptif terdapat dalam setiap dimensi ini. Oleh karenanya, ketika mengkaji adaptasi klienterhadap stress, perawat harus mempertimbangkan individu secara menyeluruh.

a. ADAPTASI FISIOLOGIS
Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan secara umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indicator tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat aberkonsentrasi. Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress.
Durasi dan intensitas dari gejala secara langsung berkaitan dengan durasi dan intensitas stressor yang diterima. Indikator fisiologis timbul dari berbagai sistem. Oleh karenanya pengkajian tentang stress mencakup pengumpulan data dari semua sistem.
Hubungan antara stress psikologik dan penyakit sering disebut interaksi pikiran tubuh. Riset telah menunjukkan bahwa stress dapat mempengaruhi penyakit dan pola penyakit. Pada masa lampau,penyakit infeksi adalah penyebab kematian paling utama, tetapi sejak ditemukan antibiotic, kondisi kehidupan yang meningkat, pengetahuan tentang nutrisi yang meningkat, dan metode sanitasi yang lebih baik telah menurunkan angka kematian. Sekarang penyebab utama kematian adalah penyakit yang mencakup stressor gaya hidup.
Indikator fisiologis stress

Kenaikan tekanan darah
Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.
Peningkatan denyut nadi dan frekwensi pernapasan
Telapak tangan berkeringat
Tangan dan kaki dingin
Postur tubuh yang tidak tegap
Keletihan
Sakit kepala
Gangguan lambung
Suara yang bernada tinggi
Mual,muntah dan diare.
Perubahan nafsu makan
Perubahan berat badan
Perubahan frekwensi berkemih
Dilatasi pupil
Gelisah, kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur
Temuan hasil laboratorium abnormal : Peningkatan kadar hormon adrenokortikotropik, kortisol dan katekolamin dan hiperglikemia.


b. ADAPTASI PSIKOLOGIS
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati perilaku klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara. Karena kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman terdahulu dengan stressor, mekanisme koping yang berhasil di masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang di duga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini adalah rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky, 1993).
Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :

• Ansietas
• Depresi
• Kepenatan
• Peningkatan penggunaan bahan kimia
• Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas.
• Kelelahan mental
• Perasaan tidak adekuat
• Kehilangan harga diri
• Peningkatan kepekaan
• Kehilangan motivasi.
• Ledakan emosional dan menangis.
• Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja pekerjaan.
• Kecendrungan untuk membuat kesalahan (mis. buruknya penilaian).
• Mudah lupa dan pikiran buntu
• Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci.
• Preokupasi (mis. mimpi siang hari )
• Ketidakmampuan berkonsentrasi pada tugas.
• Peningkatan ketidakhadiran dan penyakit
• Letargi
• Kehilangan minat
• Rentan terhadap kecelakaan.





c. ADAPTASI PERKEMBANGAN
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan.
Bayi atau anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika diasuh dalam lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu mengembangkan harga diri yang sehat dan pada akhirnya belajar respons koping adaptif yang sehat (Haber et al, 1992).
Anak-anak usia sekolah biasanya mengembangkan rasa kecukupan. Mereka mulai mnyedari bahwa akumulasi pengetahuan dan penguasaan keterampilan dapat membantu mereka mencapai tujuan , dan harga diri berkembang melalui hubungan berteman dan saling berbagi di antara teman. Pada tahap ini, stress ditunjukkan oleh ketidakmampuann atau ketidakinginan untuk mengembangkan hubungan berteman.
Remaja biasanya mengembangkan rasa identitas yang kuat tetapi pada waktu yang bersamaan perlu diterima oleh teman sebaya. Remaja dengan sistem pendukung sosial yang kuat menunjukkan suatu peningkatan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap stressor, tetapi remaja tanpa sistem pendukung sosial sering menunjukkan peningkatan masalah psikososial (Dubos, 1992).
Dewasa muda berada dalam transisi dari pengalaman masa remaja ke tanggung jawab orang dewasa. Konflik dapat berkembang antara tanggung jawab pekerjaan dan keluarga. Stresor mencakup konflik antara harapan dan realitas.
Usia setengah baya biasanya terlibat dalam membangun keluarga, menciptakan karier yang stabil dan kemungkinan merawat orang tua mereka. Mereka biasanya dapat mengontrol keinginan dan pada beberapa kasus menggantikan kebutuhan pasangan, anak-anak, atau orang tua dari kebutuhan mereka. Namun demikian dapat timbul stress, jika mereka merasa terlalu banyak tanggung jawab yang membebani mereka.
Usia lansia biasanya menghadapi adaptasi terhadap perubahan dalam keluarga dan kemungkinan terhadap kematian dari pasangan atau teman hidup. Usia dewasa tua juga harus menyesuaikan terhadap perubahan penampilan fisik dan fungsi fisiologis. Perubahan besar dalam kehidupan seperti memasuki masa pension juga menegangkan.

d. ADAPTASI SOSIAL BUDAYA
Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian bersama klien tentang besarnya, tipe, dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga dapat menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga secara keseluruhan (Reis & Heppner, 1993).
Perawat juga harus waspada tentang perbedaan cultural dalam respon stress atau mekanisme koping. Misalnya klien dari suku Afrika-Amerika mungkin lebih menyukai mendapatkan dukungan sosial dari anggota keluarga ketimbang dari bantuan professional (Murata, 1994).

e. ADAPTASI SPIRITUAL.
Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress dalam banyak cara, tetapi stress dapat juga bermanifestasi dalam dimensi spiritual. Stress yang berat dapat mengakibatkan kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang stressor sebagai hukuman. Stresor seperti penyakit akut atau kematian dari orang yang disayangi dapat mengganggu makna hidup seseorang dan dapat menyebabkan depresi. Ketika perawatan pada klien yang mengalami gangguan spiritual, perawat tidak boleh menilai kesesuaian perasaan atau praktik keagamaan klien tetapi harus memeriksa bagaimana keyakinan dan nilai telah berubah.


F. RESPON PATOFISIOLOGI TERHADAP STRESS
1. KOMPONEN FISIOLOGI
Riset klasik yang telah dilakukan oleh Selye (1946, 1976) telah mengidentifikasi dua respons fisiologis terhadap stress; sindrom adaptasi lokal (LAS) dan sindrom adaptasi umum (GAS). LAS adalah respon dari jaringan, organ atau bagian tubuh terhadap stress karena trauma, penyakit atau perubahan fisiologis lainnya. GAS adalah respons pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadap stress.
a. LAS (Lokal Adaptation Syndrome)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respons setempat ini termasuk pembekuan darah, penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya dan respon tekanan. Semua bentuk LAS mempunyai karakteristik berikut :
Respon yang terjadi adalah setempat, respon ini tidak melibatkan seluruh sistem tubuh
Respon adalah adaptif, berarti bahwa stressor diperlukan untuk menstimulasinya.
 Respon adalah berjangka pendek. Respon tidak terdapat terus menerus.
Respon adalah restorative, berarti bahwa LAS membantu dalam memulihkan homeostasis region atau bagian tubuh.
Dua respon setempat , yaitu respons refleks nyeri dan respons inflamasi adalah contoh dari LAS. Perawat menghadapi respons ini dibanyak lingkungan perawatan kesehatan.

Respon refleks nyeri
Respon refleks nyeri adalah respon setempat dari sistem saraf pusat terhadap nyeri. Respon ini adalah respons adaptif dan melindungi jaringan dari kerusakan lebih lanjut. Respons ini melibatkan reseptor sensoris, saraf sensoris yang menjalar ke medulla spinalis, neuron penghubung dalam medulla spinalis, saraf motorik yang menjalar dari medulla spinalis dan otot efektif. Misalnya , sebut saja di bawah sadar, yaitu refleks menghindarkan tangan dari permukaan panas. Contoh lainnya adalah kram otot.
Respons inflamasi
Respons inflamasi distimuli oleh trauma atau infeksi. Respons ini memusatkan inflamasi , sehingga dengan demikian menghambat penyebaran inflamasi dan meningkatkan penyembuhan. Respons inflamasi dapat mengakibatkan nyeri setempat, pembengkakan, panas, kemerahan dan perubahan fungsi.Respons inflamasi terbagi dalam tiga fase yaitu perubahan dalam sel-sel dan sistem sirkulasi, pelepasan eksudat dari luka dan perbaikan jaringan oleh regenerasi atau pembentukan jaringan parut.

b. GAS (General Adaptation Syndrome)
GAS adalah respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respon ini melibatkan beberapa sistem tubuh, terutama sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Beberapa buku menyebutkan GAS sebagai respon neuro-endokrin. GAS terdiri atas reaksi peringatan , tahap resisten dan tahap kehabisan tenaga.
GAS diuraikan dalam tiga tahapan berikut :
Alarm reaction (AR, reaksi cemas).
Selama tahap ini tubuh menyadari penyebab ketegangan dan secara sadar atau tidak sadar dipicu untuk bertindak. Kekuatan pertahanan tubuh dikerahkan dan tingkat yang normal dari perlawanan tubuh menurun. Kalau penyebab ketegangan itu cukup keras, tahap ini dapat mengakibatkan kematian. Contohnya adalah luka bakar yang hebat.
Reaksi alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Kadar hormon meningkat untuk meningkatkan volume darah dan dengan demikian menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepaskan untuk meningkatkan kadar glukosa darah untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi. Meningkatkan kadar hormon lain seperti efinefrin dan norefinefrin mengakibatkan peningkatan frekwensi jantung, meningkatkan aliran darah ke otot, meningkatkan ambilan oksigen dan memperbesar kewaspadaan mental.
Aktivitas hormonal yang luasini menyiapkan individu untuk melakukan respon melawan atau menghindar. Curah jantung, ambilan oksigen dan frekwensi pernapsan meningkat, pupil mata berdilatasi untuk menghasilkan bidang visual yang lebih besar, dan frekwensi jantung meningkat untuk menghasilkan energi lebih banyak. Dengan peningkatan kewaspadaan dan energi mental ini, seseorang disipkan untuk melawan atau menghindari stressor.

State of Resistance (SR, Perlawanan)
Tahap ini ditandai oleh penyesuaian dengan penyebab ketegangan. Tubuh melawan reaksi cemas, karena dalam keadaan ini tidak ada orang yang terus menerus dapat bertahan. Tingkat perlawanan tubuh naik di atas normal untuk melawan penyebab ketegangan dengan harapan adanya penyesuaian. Disamping itu perlawanan tubuh terhadap rangsangan selanjutnya meningkat.
Jika stress dapat diatasi, tubuh akan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. namun demikian, jika stressor tetap terus menetap, seperti pada kehilangan darah terus menerus, penyakit yang melumpuhkan, penyakit mental parah jangka panjang, dan ketidakberhasilan dalam beradaptasi, maka individu memasuki tahap ketiga dari GAS yaitu tahap kehabisan tenaga.

State of Exhausting (SE, tahap keadaan sangat lelah/ kehabisan tenaga)
Kalau tubuh terus menerus dibiarkan menerima penyebab ketegangan, suatu waktu akan mencapai tahap lelah. Gejala-gejala reaksia cemas ini timbul kembali, tetapi kalau penyebab ketegangan tidak disingkirkan, tanda-tanda itu tidak dapat dirubah lagi. Maut akan menyusul, kecuali tubuh memperoleh tehnik untuk menyesuaikan diri atau menemukan jalan baru untuk menguasai situasi yang pebuh ketegangan.

2. KOMPONEN PSIKOLOGI
Pemajanan terhadap stressor mengakibatkan respoons adaptif psikologis dan fisiologis. Ketika seseorang terpajan pada stressor, maka kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan darah terganggu. Gangguan atau ancaman ini, baik yang aktual atau yang dicerap,menimbulkan frustasi, ansietas, dan ketegangan (Kline-Leidy, 1990). Perilaku adaptif psikologis individu membantu kemampuan seseorang untuk menghadapi stressor. Perilaku ini diarahkan pada penatalaksanaanstress dan didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman sejalan dengan individu mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima dan ebrhasil.
Perilaku adaptif psikologis dapat konstruktif atau destruktif. Perilaku konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik. Bahkan ansietas dapat konstruktif ; misalnya , ansietas dapat menjadi tanda bahwa terdapat ancaman sehingga seseorang dapat melakukan tindakan untuk mengurangi keparahannya.
Perilaku destruktif mempengaruhi orientasi realitas, kemampuan pemecahan masalah, keperibadian, dan situasi yang sangat berat, kemampuan untuk berfungsi. Ansietas dapat juga bersifat destruktif (mis. jika seseorang tidak mampu beritindak melepaskan diri dari stressor). Sama halnya, penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan dapat dipandang sebagai perilaku adapatif ; dalam kenyataannya hal ini malah meningkatkan stress dan bukan menurunkan stress.
Perilaku adapatif psikologis juga disebut sebagai mekanisme koping. Mekanisme ini dapat berorientasi pada tugas, yang mencakup penggunaan tehnik pemecahan masalah secara langsung untuk menghadapi ancaman, atau dapat juga mekanisme pertahanan ego, yang tujuannya adalah untuk mengatur distress emosional dan dengan demikian memberikan perlindungan individu terhadap ansietas dan stress. Mekanisme pertahanan ego adalah metode koping terhadap stress secara tidak langsung.
a. TASK ORIENTED BEHAVIOR
Perilaku berorientasi tugas mencakup penggunaan kemampuan kognitif untuk mengurangi stress, memecahkan masalah, menyelesaikan konflik dan memenuhi kebutuhan (Stuart & Sundeen, 1991). Perilaku berorientasi tugas memberdayakan seseorang untuk secara realistic menghadapi tuntutan stressor . Tiga tipe umum perilaku berorientasi pada tugas adalah :
Perilaku menyerang adalah tindakan untuk menyingkirkan atau mengatasi suatu stressor atau untuk memuarkan kebutuhan.
 Perilaku menarik diri adalah menarik diri secara fisik atau emosional dari stressor.
Perilaku kompromi adalah mengubah metode yang biasa digunakan, mengganti tujuan, atau menghilangkan kepuasan terhadap kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan lain atau untuk menghindari stress.

b. EGO DEPENDEN MECANISM
Mekanisme pertahanan ego yang pertama kali diuraikan oleh Sigmund Freud adalah perilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang menegangkan. Mekanisme ini digunakan oleh setiap orang dan membantu melindungi terhadap perasaan tidak berdaya dan ansietas. Kadang mekanisme pertahanan diri dapat menyimpang dan tidak lagi mampu untuk membantu seseorang dalam mengadaptasi stressor. Ada banyak mekanisme pertahanan ego. Mekanisme ini sering kali diaktifkan oleh stressor jangka pendek dan biasanya tidak mengakibatkan gangguan psikiatrik.
Kompensasi adalah penutupan suatu defisiensi dalam satu aspek citra diri dengan secara takut menekankan suatu gambaran yang dianggap sebagai suatu aspek
Konversi adalah secara tidak sadar menekan suatu konflik emosional yang menghasilkan ansietas dan memindahkannya menjadi gejala non organic.
Menyangkal adalah penghindaran konflik emosional dengan menolak untuk secara sadar mengakui segala sesuatu yang mungkin menyebabkan nyeri emosional yang tidak dapat ditoleransi.
 Pemindahan tempat adalah memindahkan emosi, ide, atau keinginan dari situasi menegangkan kepada penggantinya yang lebih sedikit mengakibatkan ansietas.
 Identifikasi adalah pemolaan perilaku yang dilakukan oleh orang lain dan menerima kualitas, karakteristik dan tindakan orang tersebut.
Regresi adalaj koping terhadap stressor melalui tindakan dan perilaku yang berkaitan dengan periode perkembangan sebelumnya.
Rasionalisasi adalah penjelasan-penjelasan yang masuk akal diberikan untuk meyakinkan atau memotivasi perilaku yang bersumber pada alam tak sadar.
Sublimasi adalah kekuatan yang cenderung dipindahkan dan diarahkan menjadi tujuan yang dapat diterima masyarakat.
Identifikasi adalah tanggapan seseorang terhadap kualitas atau sifat-sifat keperibadian orang lain
Supresi adalah pikiran-pikiran atau keinginan dihambat secara sadar.
Represi adalah ide-ide yang menyakitkan di tekan kea lam tak sadar.
Introjeksi adalah seseorang menerima sikap-sikap emosi, keinginan ide atau kepribadian orang lain ke dalam dirinya, aspirasi dan pengendalian diri orang lain diambil alih menjadi kepribadiannya.
Reaksi formasi adalah seseorang mengadopsi sikap dan perilaku yang berlawanan dengan gerak hatinya.
Proyeksi adalah hal-hal yang tidak bisa diterima secara emosional karena penolakan terhadap dirinya dan kemudian dipindahkan kepada orang lain.
Fantasi / imajinasi adalah memakai imajinasi untuk menciptakan gambar yang hanya ada dalam ingatan.

G. MANAJEMEN STRESS.
Manajemen stress kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran rrespon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.

1. MANAJEMEN STRESS UNTUK KLIEN
a. REGULER EXERCISE
Program olahraga teratur meningkatkan tonus otot dan postur otot, mengontrol berat badan, mengurangi ketegangan dan meningkatkan relaksasi. Selain itu , olahraga juga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan meningkatkan fungsi kardiovaskular. Klien yang mempunyai riwayat penyakit kronis, yang berisiko untuk mengalami suatu penyakit , atau yang berusia lebih dari 35 tahun harus mulai melakukan program latihan fisik hanya setelah mendiskusikannya dengan dokter. Secara umum agar program kebugaran aliran darah ke otot memberi efek fisik yang positif, seseorang harus melakukan olahraga setidakanya tiga kali dalam satu minggu selama 30 sampai 40 menit.
Setiap orang harus melakukan latihan pernapasan sebelum melakukan latihan berat seperti jogging, gerakan aerobic atau tennis. Latihan pernapasan menstimulasi aliran darah ke otot dan meningkatkan kelenturan. Latihan ini mengurangi risiko kerusakan pada sistem musculoskeletal selama latihan. Sama halnya seseorang harus melakukan latihan pendinginan dan tidak berhenti secara mendadak. misalnya , setelah jogging atau gerakan aerobic, orang tersebut harus bergerak dengan gerakan sedang, secara bertahap diperlambat dan berhenti. Latihan pendinginan memungkinkan sistem kardiovaskuler, musculoskeletal, dan sistem metabolic secara bertahap kembali pada keadaan istirahat.
Program latihan efektif dalam menurunkan keparahan kondisi akibat stress seperti hipertensi, kegemukan, sakit kepala migren, keletihan mental, peka rangsang dan sepresi. Latihan meningaktakan pelepasan opioid endogen yang menciptakan perasaan sejahtera (McCubbin & McCubbin, 1993).

b. DIET DAN NUTRISI
Nutrisi dan latihan berhubungan erat. Makanan memberi bahan bakar untuk aktivitas dan meningkatkan latihan, yang meningkatkan sirkulasi dan pemberian nutrient ke jaringan tubuh.
Setiap orang didorong untuk mempertahankan berat badan sesuai dengan rentang standart usia, jenis kelamin, dan bentuk tubuh. Selain untuk menghindari kelebihan makan atau kekurangan makan, seseorang harus mewaspadai kualitas makanan. Terlalu banyak lemak, kafein, garam atau gula dapat mengganggu fungsi metabolic tubuh, defisiensi vitamin, mineral, dan nutrient juga dapat menyebabkan masalah metabolisme. Kebiasaan diet yang buruk dapat memperburuk respond stress dan membuat individu mudah tersinggung, hiperaktif dan gelisah. Hal ini merusak kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab personal, keluarga, dan peran.

c. SUPPORT SISTEM
Peribahasa “ no man is an island” terutama penting untuk penatalaksanaan stress. Sistem pendukung seperti keluarga , teman atau rekan kerja yang akan mendengarkan dan memberikan nasihat dan dukungan emosional akan sangat bermamfaat bagi seseorang yang mengalami stress. Sistem pendukung dapat mengurangi reaksi stress dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental (Revenson dan Majerovitz, 1991). Riset keperawatan telah mendokumentasikan adanya korelasi dukungan sosial positif dengan pengurangan gejala penyakit kronis (White, Richter, & Fry, 1992).
Ubrich dan Bradsher (1993) menunjukkan bahwa dukungan dapat meringankan efek stressor atau distress emosional baik pada lansia wanita kulit putih maupun suku Afrika-Amerika terutama jika dukungan dipandang sebagai orang yang sangat dipercaya. Perawat dapat menggunakan berbagai metode untuk membantu klien membangun sistem pendukung, melibatkan diri dalam aktivitas kelompok tempat ibadah dan memberi dorongan untuk melakukan aktivitas rekreasi. Perawat dapat menggunakan komunikasi terapeutik untuk mengajarkan klien tentang keterampilan sosialisasi jika klien tidak mengetahui bagaimana cara berinteraksi dengan tepat. Semua metode ini membantu klien membangun sistem pendukung yang kuat. Jika stress merupakan akibat dari isolasi sosial, maka strategi keperawatan ditujukan untuk membantu klien mengembangkan jaringan sosial baru.

d. TIME MANAGEMENT
Seseorang yang menggunakan waktu secara efisien biasanya mengalami lebih sedikit stress karena mereka merasa lebih terkontrol dalam hidupnya. Perawat yang bertindak dalam domain pengajaran-pelatihan dapat membantu klien memprioritaskan tugas jika mereka merasa kewalahan atau imobilisasi. Penstrukturan waktu yang realistic diperlukan jika klien tidak menyisikan waktu yang cukup untuk setiap aktivitas. Fungsi peran klien harus dianalisis secara berkaitan untuk menentukan apakah modifikasi dapat dibuat sehingga dapat mengurangi tuntutan waktu (Peddicord,1991).
Mengendalikan tuntutan dari orang lain penting untuk penatalaksanaan waktu yang efektif. Sedikit orang yang mampu mengikuti semua permintaan yang diajukan oleh orang lain. penting artinya untuk belajar mengenali permintamaan mana yang dapat dipenuhi secara realistic, kebutuhan mana yang akan dinegosiasi, dan kebutuhan mana yang dapat ditolak secara asertif. Menghambat periode waktu untuk menunjukkan tujuan spesifik juga mengurangi rasa keterburuan dan meningkatkan perasaan kontrol.

e. HUMOR
Humor adalah terapi yang terkenal dalam literatur umum oleh Norman Cousins (1979). Kemampuan untuk menerima hal-hal lucu dan tertawa melenyapkan stress (Robinson, 1990; Dahl dan O’Neal, 1993). Hipotesisfisiologis menyatakan bahwa tertawa melepaskan endorphin ke dalam sirkulasi dan perasaan stress di lenyapkan.

f. ISTIRAHAT
Pola istirahat dan tidur yang tetap, dan kebaisaan juga penting untuk menangani stress. Seseorang yang mengalami stress harus di dorong meluangkan waktunya untuk istirahat dan tidur. Tidur tidak hanya menyegarkan tubuh, Tetapi juga membantu seseorang menjadi rileks secara mental. Klien mungkin membutuhkan bantuan specific dalam mempelajari tehnik relaks sehingga dapat tertidur.

g. TEHNIK RELAKSASI
Relaksasi progresif dengan dan tanpa ketegangan otot dan tehnik manipulasi pikiran mengurangi komponen fisiologis dan emodional stress. Tehnik relaksasi adalah perilaku yang dipelajari dan membutuhkan waktu pelatihan dan praktek. Setelah klien menjadi terampil dalam tehnik ini , ketegangan dikurangi dan parameter fisiologis berubah.
Ada 4 komponen utama dari tehnik relaksasi yaitu :
Lingkungan yang tenang, menghindarkan sebanyak mungkin kebisingan dan gangguan –gangguan
Posisi yang nyaman, duduk tanpa ketegangan otot.
Sikap yang dapat diubah, mengosongkan semua pikiran-pikiran dari alam sadar.
Keadaan mental (yang baik, memusatkan perhatian pada suara, kata-kata, ungkapan, imaginasi, objek atau pola napas untuk merubah pikiran-pikiran secara internal menjadi pikiran yang lebih dapat diterima).
Faktor yang penting adalah bagaimana seseorang mengosongkan pikirannya dari semua pikiran-pikiran dan memusatkan perhatian pada mental device. Wajarlah bila pikiran-pikiran itu makin menerawang. Bila terjadi demikian, orang tersebut akan dengan segera langsung kembali kepada mental device. Setiap periode relaksasi ini harus membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Ada Beberapa pendekatan yang dapat dilaksanakan melalui instruksi perawat kepadda klien , tanpa menggunakan peralatan khusus dan juga tanpa perintah dokter yaitu relaksasi profresif dan relaksasi respon Benson. Relaksasi progresif terdiri atas peregangan dan relaksasi sekelompok otot dan memfokuskannya perasaan relakasasi. Aplikasi yang sistematis dari relaksasi progresif ini mempunyai tiga efek utama, sebagai berikut :
 Kelompok otot yang telah mengalami relaksasi maka akan lebih rileks lagi.
 Tiap-tiap kelompok otot utama rileks secara bergantian. Kalau otot yang baru ditambah, maka kelompok otot yang lama juga akan mengalami relaksasi.
Lebih banyak jumlah relaksasi yang dialmi seseorang, maka orang itu akan bergerak menuju fase relaksasi.
Keadaan rileks meningkat setelah periode relaksasi. Respon relaksasi Benson menghilangkan ketegangan otot. Khususnya membantu secara penuh relaksasi otot pada pasien yang mengalami nyeri atau ketidaknyamanan.
Respon relaksasi Benson’s
o Yakinkan posisi duduk senyaman mungkin dalam lingkungan yang tenang
o Tutup mata
o Relaksasi otot-otot tubuh (katakana Ayo.....)
o Memusatkan perhatian pada pernapasan, ulangi lagi kata-kata atau suara / bunyi seperti “one” atau “um-um” setiap kali ekspirasi.
o Lakukan selama 20 menit
o Buka mata
o Berikan waktu pada pasien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sebelum psien bergerak atau berpindah.
Relaksasi Progresif
1. Yakinkan posisi yang nyaman dalam ruangan yang tenang
2. Mulai dengan memusatkan perhatian pada pernapasan yang lambat
3. Regangkan kelompok otot-otot yang diinginkan (lihat langkah 5) selama 5-7 detik, kemudian relakasasi secara cepat.
4. Pusatkan perhatian secara 10 detik pada sensasi-sensasi pada otot yang berelaksasi
5. Ikuti petunjuk ini, ulangi untuk setiap kelompok otot, regangkan 2 atau 3 kali.
• Tangan dan lengan : mengepalkan tangan, menarik siku dengan kuat, kerutkan hidung, purse lip, senyum dengan gigi terekat kuat.
• Wajah : mengerutkan dahi, tutup mata dengan rapat, mengerutkan hidung, purse lip, senyum dengan gigi terekat kuat.
• Leher : Dekatkan dagu dengan dada.
• Dada : tarik kedua bahu secara bersama-sama, keraskan perut dan bokong.
• Kaki dan tungkai : dorong ke bawah dengan kaki, jari-jari menjauhi (dorsofleksi) utamakan kaki yang terdahulu.
6. Ulangi proses pada setiap area yang mengalami ketegangan.

h. SPIRITUALITAS
Aktivitas spiritual dapat juga mempunyai efek yang positif dalam menurunkan stress (Dahl dan O’ Neal , 1993). Praktik seperti berdoa, meditasi atau membaca bahan bacaan keagamaan dapat menjadi sumber yang bermamfaat bagi klien. Pada penelitian (Young, 1993) praktik spiritual klien lansia dapat meningkatkan perasaan produktivitas dan kemampuan beradaptasi yang membantu dalam menghadapi individu sakit kronis

2. MANAJEMEN STRES UNTUK PERAWAT.
Sebagian besar perawat mengalami stress dalam lingkungan pekerjaan merka. Stresor dapat terdiri atas kelebihan beban kerja, kebijakan institusi tempat bekerja, konflik dengan rekan kerja atau karakteristik klien (Foxall, Zimmermen, dan Bene, 1990; Skipper, Jung dan Coffey, 1990). Reaksi terhadap stressor yang berkaitan dengan pekerjaan bergantung pada kepribadian perawat, status kesehatan, pengalaman sebelumnya dengan stress dan mekanisme koping.

STRESS PEKERJAAN
Seringkali mengakibatkan kondisi yang disebut kepenatan, yang ditandai oleh penuruanan perhatian pada orang dengan siapa kita bekerja. Selama merasa penat klien merasakan kelelahan fisik dan emosional (Melamed, Kushnir dan Shirom, 1992). Pekerjaan atau profesi tidak lagi memberi dampak positif dan klien mungkin mengalami marah dan apatis.
Perawat dan risiko terhadap stress kepenatan akibat pekerjaan dan dapat memamfaatkan tehnik penatalaksanaan stress yang sama seperti yang mereka ajarkan pada klien. Dalam organisasi dan domain kompetensi peran pekerja, perawat harus mengidentifikasi stressor tertentu di tempat kerja dan berupaya untuk menghilangkan stressor tersebut. Juga membantu untuk mendapat dukungan sosial dari perawat lainnya dengan harapan mempertahankan sikap merawat yang ditujukan pada klien.

DAFTAR PUSTAKA
1. Long C Barbara, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Yayasan IAPK, Pajajaran Bandung.
2. Kozier Erb, Fundamental Of Nursing : Concept Process and practice, Addison Weslwy Publishing co, USA, 1991.
3. Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.
4. Ellis RJ, A Elizabeth, 1994, Nowlis, Nursing : A Human Needs Approach, Fifth Edition, JB Lippincott Company, Philadephia.
5. Wolf, Weitzel, Fuerst, 1984, Dasar-dasar Ilmu Keperawatan, buku kedua, Gunung Agung, Jakarta.
6. Potter Terry, 1997,Fundamentals Of Nursing : Concepts, Process and Practice, Fourth Edition, Mosby Year Book.

Minggu, 27 April 2008

Agenda Kegiatan

PRODI D-3 KEPERAWATAN
Kampus D-3 keperawatan mengadakan kegiatan kemahasiswaan untuk memperingati hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 2008. Kegitan tersebut diikuti oleh semua mahasiswa dan staf d-3 keperawatan.
Adapun jenis lomba yang diadakan adalah :
1. lomba cerdas cermat
2. lomba memasak
3. lomba kreasi baru

Sumber dana : diperoleh dari alokasi dana kemahaiswaan

VISI dan MISI Prodi D3 Keperawatan

Visi :

Pada tahun 2015 menjadi program study yang unggul dalam mengembangkan ilmu dan profesi keperawatan, serta mampu menghasilkan perawat profesional pemula yang mampu bersaing secara global dan berakhlakul karimah.


Misi :
  1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang exellent dengan metode pembelejaran terbaik untuk menghasilkan perawat profesional yang terampil, cakap dan beretika.
  2. Melaksanakan dan mengembangkan penelitian keperawatan untuk berkontibusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
  3. Melaksanakan pengabdian masyarakat dengan menerapkan dan mengembangkan praktik yang profesional di masyarakat.
  4. Meningkatkan kemampuan iptek dan transkultural.
  5. Menanamkan budi pekerti yang baik dan mulia.

Sabtu, 26 April 2008

Syarat Pendaftaran

  1. Warga negara indonesia
  2. Lulusan SMA/MA/SMK semua jurusan
  3. Umur maksimal 24 tahun (pada tanggal. 1 september 2008)
  4. Tinggi badan : laki-laki 155 cm - perempuan 150 cm
  5. Foto copy ijasah/ STTB Surat Lulus dari sekolah
  6. Pas foto hitam putih 3 x 4 : 5 lembar
  7. Biaya pendaftaran Rp. 100.000
  8. Beasiswa dari Universitas dan Kopertis
  9. Calon pendaftaran harus mendaftar sendiri dan tidak boleh diwakilkan
  10. Bersedia tinggal Asrama

Selasa, 22 April 2008

Sejarah Pendirian Prodi D3 Keperawatan



Prodi D3 Keperawatan (AKPER UNIPDU) dahulu AKPER DARUL ULUM Jombang adalah salah satu Prodi kesehatan di bawah naungan Fakultas Ilmu Kesehatan.
AKPER DARUL ULUM berdiri pada tanggal 3 Sepetember 1991 dengan SK. MENKES RI. No. HK.00.06.2647, saat itu adalah satu-satunya Akademi Perawatan yang dikelola sebuah Yayasan Pondok Pesantren di Jawa Timur.
Pada awal pengajuan pendiriannya harus menghadapi kenyataan berupa hambatan dan tantangan, terutama perihal kemampuan dan pengelolaan serta sarana penunjang utama pendidikan profesi keperawatan yaitu Rumah Sakit yang belum dimiliki. Hal diatas ternyata betul-betul menjadi motivasi bagi KH. MUH. AS’AD UMAR untuk tetap berupaya memperoleh ijin mendirikan AKPER DARUL ULUM ini. Langkah awal yang ditempuh untuk merintis keberadaan lembaga ini adalah menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit Umum yang bersedia dan memungkinkan sebagai teaching hospital yaitu : RSUD Jombang, RSUD Dr. Wahidin S.H. Mojokerto, RSUD Nganjuk, RSJ Lawang Malang dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Berkat kepercayaan dan bantuan dari KAKANWIL Depkes Prop. Jawa Timur pada saat itu, Dr. E. Sutarto, SKM, serta segenap jajaran Dinas Departemen Kesehatan RI, baik Tingkat II Jombang, Tingkat I Jawa Timur, maupun Pusat, pada tahun 1991/1992 ditetapkan untuk mendapatkan ijin dari PUSDIKNAKES Depkes RI atas nama Menteri Kesehatan RI, untuk melaksanakan Sipensimaru. Pada tangal 9-10 Oktober 1991 diselenggarakan Lokakarya untuk mengawali penyelenggaraan program belajar mengajar yang dihadiri dan dibuka oleh Kapusdiknakes, Dr. Nugroho Iman Santoso, SKM., didampingi oleh beberapa Kepala Bidang yakni H. Adang Iskandar, SKM., Dra. Yunarsih Sudibyo, SMIP., Kabidnakes Kanwil Depkes Prop. Jawa Timur Dr. Tarbinu Kasmono, MPH., Dr. Aman A. Endarso,SKM., (Kandep/Dinkes Kab, Jombang) dan diikuti oleh jajaran instansi dilingkungan Departemen dan Dinas Kesehatan yang terkait.
Pada awal kegiatan AKPER DARUL ULUM, Sekretariat Pendaftaran menggunakan satu ruangan di Kantor Dinas Kesehatan Kab. Jombang, dengan maksud agar lebih mudah diketahui masyarakat. Terbukti dari jumlah pendaftar yang mengikuti seleksi saat itu mencapai angka 230 peserta dari berbagai penjuru tanah air yang diterima ditetapkan hanya 40 mahasiswa. Untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, pada saat itu harus bergabung dengan Fakultas lain yang ada di Pondok Pesantren Darul ‘Ulum, yaitu Fakultas Tarbiyah Universitas Darul ‘Ulum sampai kurang lebih satu semester, sedangkan untuk tenaga pengajar selain berasal dari tenaga tetap yang masih sangat terbatas juga berasal dari Dinas Kesehatan dan RSUD Kab. Jombang serta dari PAM Keperawatan Surabaya dan Malang.
Dalam melaksanakan praktek Keperawatan, mulai pada akhir semester II sampai dengan semester IV, mahasiswa secara berkala melaksanakan Praktek Keperawatan di RSUD Jombang dan RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto dan RSUD Nganjuk, serta melaksanakan Praktek Lapangan bagi semester V di Puskesmas di Wilayah Kabupaten Jombang. Pada semester VI, melaksanakan Praktek Keperawatan di RSJ Lawang dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Sebagai konsekuensi dari pendirian AKPER DARUL ULUM ini, tepat pada tanggal 25 Nopember 1991 dimulai peletakan batu pertama pembangunan kampus AKPER DARUL ULUM yang terletak di areal kompleks Pondok Pesantren Darul “Ulum.
Alhamdulillah dalam jangka waktu 1 tahun 4 bulan, bangunan berlantai 2 (dua) dan 3 (tiga) yang menelan biaya hampir Rp. 500.000.000,00 (Kurs US $ = Rp. 2.900,-) pada tanggal 18 Februari 1993 diresmikan oleh Bapak H. Rudini, Mendagri RI (Kabinet Pembangunan V).
Memasuki tahun ketiga, dengan kampus yang cukup memadai, secara bertahap selain menambah jumlah tenaga pengelola tetap (full timer), sarana-sarana penunjang lain juga mulai terpenuhi. Hal ini dilakukan dengan mengingat semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat yang terbukti dari banyaknya jumlah pendaftar untuk memasuki Akademi Perawatan Darul ‘Ulum. Dibidang SDM mulai tahun akademik 1994/1995 mulai lebih mempersiapkan dengan mengirim dosen tetap untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu ke SI maupun S2 di UI, UNPAD, UNAIR, UGM, UNIBRAW, dll.
Pada tahun 1999, Alhamdulillah, sebagai wujud dari upaya dan jerih payah kami baik dari segi kuantitas maupun kualitas, kami telah melaksanakan akreditasi dan mendapat nilai yang sangat memuaskan yaitu A.
Dan pada tahun 2004 ini tepatnya pada tanggal 3 Agustus 2004 AKPER DARUL ULUM kembali dipercaya untuk mendapatkan Strata Akreditasi A, dengan Nilai 88,87. Hal ini tertuang dalam SK Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI Nomor : HK.00.06.2.2.01654.
Demikian SEJARAH PENDIRIAN AKPER UNIPDU JOMBANG, untuk selanjutnya kami tetap mengharap doa restu dan dukungan dari Bapak/Ibu sekalian agar kami tetap diberi kekuatan oleh Allah SWT. untuk mengemban dan menambah sarana-sarana penunjang yang lain.